• HOME

M Ridwan Kamil: Good Design is A Good Business



Di antara pengusaha jasa konsultan perencanaan, desain dan arsitektur yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia, ada nama Mohammad Ridwan Kamil, pendiri PT Urbane Indonesia yang merupakan perancang Museum Tsunami Nanggroe Aceh Darussalam yang telah diresmikan pada Februari 2009 lalu.
 
m_ridwan_kamilSebelum sukses sebagai pengusaha jasa konsultasi arsitektur papan atas, pria kelahiran Bandung, 4 Oktober 1971 itu mengakui melalui masa-masa sulit. Emil pernah merasakan jatuh bangun saat merantau di Amerika Serikat lebih dari 14 tahun lalu. Ceritanya, kala itu Emil mendapat sponsor dari sebuah perusahaan untuk magang di sebuah perusahaan konsultan desain dan arsitektur Amerika.
 
Namun, krisis moneter yang mengguncang Indonesia pada 1997, memberikan pengaruh terhadap perjalanan karier Emil selanjutnya. Baru empat bulan magang, Emil harus menerima kenyataan bahwa perusahaan yang mensponsorinya ke Amerika tak mampu membayar gajinya. Emil pun dihadapkan pada dua pilihan yang berat: kembali ke Indonesia atau tetap tinggal di Amerika dengan risiko yang harus ditanggungnya sendiri. “Saya kemudian memilih nekat tetap tinggal,” ujarnya.
 
Di negeri Paman Sam, Emil sempat menganggur selama tiga bulan karena berkali-kali ditolak kerja oleh banyak perusahaan konsultan desain dan arsitektur. Bahkan, ia juga pernah dilecehkan karena berasal dari Indonesia. Anak kedua dari lima bersaudara ini mengaku pernah dua kali dipecat dari tempat kerjanya selama berada di Amerika.
 
Beragam pengalaman itulah yang akhirnya membentuk Emil menjadi pribadi yang lebih kuat dan tak mudah menyerah. “Ada nilai-nilai selama tujuh tahun merantau yang membentuk saya harus mengambil keputusan cepat, toleran, menghargai pekerjaan orang, memuji karyawan bila berprestasi, dan mengingatkan karyawan bila salah, serta memotivasi mereka. Itu semua hasil pengalaman yang tidak saya dapat dari buku teks,” ujar lulusan jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung.
 
Emil akhirnya berhasil survivedi Amerika Serikat. Ekonominya cukup mapan dan ia pun merasa berkecukupan secara finansial. Walau demikian, Emil memutuskan untuk kembali ke tanahAir pada 2004. Ia lantas berkongsi dengan dua rekannya untuk mendirikan perusahaan konsultan desain dan arsitektur sendiri bernama PT Urbane Indonesia. Emil mengatakan, nama ‘Urbane’ merupakan singkatan dari urban evolution. “Nama itu merepresentasikan obsesi saya untuk mengubah kota dengan cara yang kreatif,” ujarnya.
 
Namun, Emil sadar kreativitas saja tidak cukup. Ia juga harus memperhitungkan beratnya persaingan usaha di dunia arsitektur. Ia harus mampu mengawinkan kreatifitas dan bisnis. Maka, Emil pun mengandalkan jurus visioning serviceuntuk mendapatkan kepercayaan klien, yaitu ia harus mampu menerjemahkan hal-hal yang diinginkan klien menjadi sebuah desain arsitektur yang baik. “Dalam hal ini saya berusaha memberikan added value dalam desain-desain saya. Jadi, tak hanya perkara desain belaka,” ujarnya.
 
Selain itu, Emil juga berusaha mengedukasi klien tentang ilmu-ilmu lainnya sehingga sang klien merasa nyaman dengan konsep yang telah dibuatnya. Alhasil, Emil mampu mengombinasikan antara desain arsitektur yang kreatif dan memiliki nilai komersial. “Spiritnya adalah good design is good business,” cetusnya. Jurus itu terbukti efektif dalam memperoleh kepercayaan klien. Apalagi, pengetahuan Emil yang luas terhadap perkembangan arsitektur global memberikan nilai tambah terhadap karyanya. “Dalam berbisnis ini, kreatif saja tak cukup, tapi harus pula memiliki knowledge,” imbuhnya mantap. Prinsip ini  yang diterapkan dalam proyek properti bergengsi kawasan superblok Rasuna Epicentrum.
 
Untuk mengembangkan bisnis nya, Emil membagi lini bisnis Urbane dalam dua bagian, yaitu departemen urban design dan departemen arsitektur. Departemen urban design bertanggung jawab dalam perencanaan pengembangan kawasan (masterplan). “Departemen ini penting sebab kalau kami murni hanya bergerak di bidang arsitek bangunan, kami tidak akan tahu di mana ada proyek pengembangan kawasan,” ujar suami dari Atalia Praratya ini.
 
Ditambah dengan menggarap proyek-proyek internasional, bisnis jasa konsultasi Emil makin bersinar terang saat baru menginjak tahun kelima. Berkat pergaulannya yang mendunia, Emil mampu mendesain 61 proyek masterplan di Asia dan Timur Tengah sejak 1997. Emil pun mengerjakan proyek dari beberapa firma arsitek terkemuka dunia. “Kalau mereka overload, proyek masterplan mereka dialihdayakan ke kami,” ujarnya.
 
Soal tarif jasa, Emil mengaku mematok harga yang menurutnya cukup masuk akal. Untuk sebuah proyek bangunan, Emil mematok angka Rp500 juta hingga Rp3 miliar, tergantung besarnya nilai proyek. Sementara untuk proyek masterplan, Emil mematok tarif 20 ribu dollar AS per minggu. Tarif ini diperoleh Emil dari cost production yang telah dikeluarkannya lalu dikalikan tiga. “Mengapa tiga? Ini tak lain demi mendapatkan profit margin yang reasonable bagi perusahaan,” jelas pencinta olahraga joging ini.
 
Cost productionyang dikeluarkan memang berbeda dengan industri manufaktur. Untuk bisnis kreatif , ongkos produksi lebih terletak pada biaya sumber daya manusia, termasuk di dalamnya biaya riset, biaya gaji, dan biaya operasional lainnya. Per tahun, Urbane mampu mengerjakan enam proyek baik lokal maupun internasional. Hingga 2007, Emil maupun bersama Urbane telah menghasilkan 61 karya masterplan dan 17 proyek bangunan internasional serta 33 proyek masterplan dan 29 proyek bangunan di Indonesia.
 
Saat ini Urbane mempekerjakan 30 orang staf yang didominasi oleh anak-anak muda yang dinamis dan kreatif. Meskipun hanya 30 staf, tetapi Emil menjamin mereka memiliki skill bertaraf internasional. “Hampir 90% mantan staf Urbane kemudian berhasil berkiprah ke luar negeri karena di sini kami menggunakan standar internasional, baik untuk quality control, imajinasi, sikap, dan penguasaan bahasa asing,” imbuhnya.
 
Ayah dari Emmeril Khan Mumtadz dan Cammilia Laetitia Azzahra ini menyadari bahwa bisnis kreatif berasetkan ide, maka ia pun mempunyai jurus-jurus supaya para stafnya tetap memiliki ide-ide brilian. Salah satunya adalah dengan memberikan bonus vacation tripke luar negeri untuk para staf setiap setahun sekali. “Ide-ide gila itu dihasilkan dari proses mengkhayal, membaca, dan melihat. Dan, traveling adalah salah satu cara untuk menstimulasi ide kreatif itu,” jelas pria yang pernah mengenyam pendidikan di Singapura ini.
 
PT Urbane Indonesia kini masuk dalam daftar 10 perusahaan jasa arsitektur terbaik Indonesia versi perusahaan riset konstruksi BCI Asia. Nama Emil sendiri sebagai arsitek juga semakin melambung. Selain pernah meraih gelar International Young Design Entrepreneur of The Year dari British Council Indonesia pada 2006, ia juga dinobatkan sebagai Architect of The Year oleh Elle Décor Magazine (2009). (*/disarikan dari SurabayaPost)
 
Artikel Bisnis - Jual Beli Online - Toko Online - Iklan Gratis 

Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul M Ridwan Kamil: Good Design is A Good Business . Jika kamu suka, jangan lupa like dan bagikan keteman-temanmu ya... By : Aneka Artikel Indonesia Terbaru
Ditulis oleh: Admin - Senin, 10 Desember 2012

Belum ada komentar untuk "M Ridwan Kamil: Good Design is A Good Business "

Posting Komentar